Sabtu, 14 September 2013

Untukmu, pria yang kubenci sejak 1 SD, namun begitu kucintai saat 2 SMA.



Untukmu, pria yang kubenci sejak 1 SD, namun begitu kucintai saat 2 SMA.
Boleh basa-basi sedikit? Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Bagaimana wujudmu saat ini? Masihkah pipimu merah ketika cahaya matahari  menyinari lembut pipimu? Masihkah rambutmu klimis ketika keringat membasahi tempurung kepalamu? Masihkah kamu membawa saputangan untuk membasuh keringatmu? Apakah semua telah berbeda?

Untukmu, si unik dengan senyum fantasti.
Aku bertanya-tanya, bagaimana sinar matamu saat ini? Masihkah sejuk dan beningnya seperti dulu? Seperti kala kita membagi bekal bersama. Saat anak-anak yang lain sibuk bermain, aku dan kamu malah duduk di bangku kelas, hanya berdua. Sambil mengunyah nasi yang masih penuh di mulutmu, kaubercerita banyak hal padaku. Waktu itu, kaumasih bercita-cita ingin menjadi pilot, dan aku bercita-cita ingin menjadi dokter, mengikuti keinginan ibuku. Mengingat kenangan memang indah, mampu membuat seseorang tersenyum walaupun masa itu tak akan pernah kembali.

Untukmu, seorang anak laki-laki yg mampu membuatku tersenyum dengan boneka curianmu.
Dulu, saat pertama kali bertemu, aku sangat membencimu. Aku benci ketika tahu aku berada dirangking tiga dan kamu berada dirangking dua, yang saat itu aku berfikir akulah yang lebih hebat darimu!! Kenapa ingin mengejarku dan langsung meleset masuk ke peringkat dua? Hey! Kau buatku benci dengan segala kehebatanmu yg menurutku itu biasa saja, aku benci saat semua guru memujimu! Astaga Tuhan, siksaan apalagi ini? Tapi, entah mengapa, ada titik dimana kita tak seperti musuh, ada saat di mana kita tiba-tiba menjadi dekat, saat kau menawariku boneka padahal aku tahu, boneka itu milik kakak perempuanmu.
Saat itu ketika kamu tiba-tiba pindah ikut orangtuamu, aku merasa bahagia, aku merasa jadi orang terhebat di kelas. tidak ada lagi kamu “anak kecil” yang selalu membuatku iri.

Untukmu pria yang tiba-tiba saja muncul saat kelas 2 SMA.
Aku masi ingat malam itu, saat kamu tiba-tiba menelponku, hanya sekedar menanyakan kabarku, menanyakan sekolahku, menanyakan kabar keluargaku. setelah hampir 7 tahun aku tak pernah mendengar suaramu, yah.. sejak kamu pindah ikut orangtuamu.
15 menit berlanjut suasana mulai mencair, kita mulai bernostalgia kau bercerita tentang kisahmu dan aku bercerita tentang kisahku.
Waktu berlalu  begitu cepat,  kamu tiba-tiba saja mengungkapkan perasaanmu, perasaan yang membuatku tertawa, perasaan yang menurutku cocok di buat bercandaan, perasaan yang menurutku itu tidak wajar, dan aku benci saat aku harus berkata ‘IYA’. Inilah aku, aku dengan segala keanehanku,  yang selalu  mengatasnamakan perasaan.



Untukmu, pria penyebab tangisku saat  di bangku kuliah semesrer 2.
Kupandangi lagi foto-foto itu, kuingat lagi kenangan-kenangan itu, kuingat lagi sosokmu.

Sudah beberapa lama sejak peristiwa itu, saat pertengkaran hebat kita memuncak pada kata putus, saat cekcok yang kita alami berujung pada kata pisah. Yang menurutmu itu karna ke egoisanku, kamu selalu menganggap dirimu benar, kamu selalu menganggap ini karna jarak.. iya jarak!
Pesan singkatmu masih saja mengisi inbox handphone-ku, kau tahu bagaimana perasaanku saat itu? Rasanya aku ingin membentakmu dengan keras, rasanya aku ingin meronta pada ketidakadilan yang kamu tunjukkan padaku.
Kautahu? Sebenarnya aku masih mencintaimu, sebenarnya tak ada yang lain yang bisa membuatku tersenyum, selain kamu. Tapi, semua telah  terjadi, kata putus yang kau lontarkan dengan emosi kini menjadi sesal yang tak terganti.

Untukmu pria yang tak mungkin membaca tulisan ini.
Aku ingin kau tahu sekarang aku benar-benar bahagia, bahagia bisa membuatmu merasakan apa yang pernah aku rasakan. Yah.. aku menyebutnya karma. semoga kelak kamu sadar wanita itu bukan tempat untuk melampiaskan emosimu.

 Dari mantanmu
yang kadangkala membasahi selimut tidurnya
dengan air mata
yang terjatuh untukmu.




Kamis, 25 Juli 2013


Jumat, 28 Juni 2013

hanya karna dia.... MENCINTAIMU



"Mungkin, kau lupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU."

Aku baru tahu ternyata kaumemiliki kemampuan unik. Kemampuan yang mungkin tidak dimiliki oleh pria-pria lainnya, membuat mata wanita bengkak karena terlalu lama menangisi sesuatu yang sempat kausebut dengan mudah dan kau lupakan dengan mudah, cinta.

Kedatanganmu begitu sempurna, kau membawa bekal yang katanya cinta, menghampiriku dengan janji-janji bisu yang terlihat akan kautepati. Lalu, kita mencoba untuk berjalan bersama, "menutup telinga" dari banyak cemooh dan hujatan orang-orang yang tak tahu apa-apa tentang kita.

Beberapa bulan berlalu, kamu terlalu sibuk dengan sesuatu yang harus kau kejar dan kau raih. Kau melupakan seseorang yang selalu berada di sampingmu. Kaumelupakan seseorang yang beberapa bulan terakhir bersedia menyiapkan telinganya untukmu, hanya untuk mendengar ceritamu. Kaumelupakan seseorang yang menjadi pelampiasan amarahmu, yang kausakiti hatinya saat kaulelah dengan semua rutinitasmu. Kaumelupakan seseorang yang berusaha meluangkan waktunya hanya untuk memastikan bahwa kesehatanmu terjaga dengan baik. Kaumelupakanku yang berusaha bertahan untukmu.

Sebenarnya, aku ini kauanggap apa? Sesekali kaumengemis, sesekali kauberlaku sadis. Seringkali kaubaik, seringkali kaupicik. Bisakah kau berhenti menjadikanku "boneka"? Aku seperti benda mati yang bisa kausakiti sesuka hati. Aku layaknya robot tak berperasaan yang bisa kaubodohi kapanpun kaumau.

Kali ini aku sadar, bahwa usaha "bertahan" yang kulakukan hanya kauanggap sebagai sampah. Usahaku hanya kauanggap sebagai sesuatu yang tak pantas kauhargai. Kauberubah menjadi seseorang yang kutakuti, menjadi manusia lain yang tak pernah kuketahui.

Aku sadar bahwa kaulebih mencintai duniamu daripada aku. Aku sadar bahwa kaulebih memikirkan keegoisanmu daripada kebahagiaanku. Semakin lama aku semakin yakin bahwa aku tak mampu lagi mengimbangimu. Aku tak mampu lagi menjadi sosok tegar yang mengokohkan langkah tegakmu.

Aku hanya masa lalu yang mencoba untuk menyadarkanmu, karena mungkin kaulupa bahwa ada seseorang yang membiarkan air matanya terbujur kaku dipipinya, hanya karena dia tidak ingin melihat perubahanmu, hanya karena dia MENCINTAIMU.

Minggu, 23 Juni 2013

Ketika TUHAN mengambil seseorang yang kaucintai



"Ketika TUHAN mengambil seseorang yang kaucintai, maka TUHAN akan menggantinya dengan seseorang baru yang suatu saat akan lebih kau cinta."

Perpisahan selalu hadir disaat kita belum siap kehilangan seseorang. Saat kita masih sangat mencintai seseorang. Dan, saat kita masih membutuhkan orang itu dalam banyak hal. Kenyataan terburuk yang harus kita terima adalah orang yang kita cintai itu akan hilang, untuk sementara atau mungkin selamanya.
Pernahkah terpikir dalam benak kalian? Bahwa perpisahan adalah akibat dari sebuah pertemuan. Pertemuan yang terencana, yang telah disiapkan oleh Tuhan agar kita bertemu dengan seorang mahluk ciptaanNYA. Setiap pertemuan pasti menghasilkan rasa. Entah rasa tertarik, rasa benci, rasa mencintai, rasa ingin melindungi, termasuk rasa takut kehilangan. Kenyataan terburuk yang harus kita ketahui dari sebuah pertemuan adalah sesuatu yang tak kita duga, bahwa pertemuan sebenarnya adalah kata selamat tinggal yang belum terucapkan. Terkadang, mereka yang memutuskan untuk saling pisah adalah mereka yang masih saling jatuh cinta.

Perpisahan pasti dialami oleh setiap orang. Entah saya, kamu, kita, dan mereka. Saya pernah mengalami perpisahan dengan seseorang atau banyak orang yang saya cintai, kalian pun juga pasti pernah merasakan hal yang sama. Ketika perpisahan membuat suatu pribadi jatuh di titik terlemahnya, ketika perpisahan menjadikan seseorang tak mampu lagi untuk berdiri, hanya ada satu kata yang ingin kita ucapkan kepada dia yang telah pergi yaitu "KEMBALILAH!"

Yang belum pernah terpikirkan dari suatu perpisahan adalah akan ada sebuah pertemuan lagi yang akan menyadarkan kita, bahwa kehilangan adalah tanda kita segera menemukan. Menemukan hal baru yang belum pernah kita temukan. Bertemu dengan seseorang yang belum pernah kita temui. Berkenalan dengan suatu pribadi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Di luar sana, perpisahan didefinisikan dalam berbagai hal. Ada yang mendefinisikan bahwa perpisahan adalah akhir hidup dan ada juga yang mendefinisikan bahwa perpisahan adalah awal perjumpaan. Bagaimana dengan kalian? Apakah perpisahan masih menjadi alasan kita untuk menangis semalaman? Apakah perpisahan masih menjadi alasan kita untuk menutup diri dan menutup hati dari orang-orang baru yang berusaha masuk dalam hidup kita?

Bagaimanapun jawaban kalian, ketahuilah perpisahan itu sama seperti aksi reaksi. Terjadi lalu menyebabkan akibat. Perpisahan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dewasa. Percayalah, Tuhan melihat kita dari jarak yang tidak kita ketahui, dalam tanganNYA, DIA telah merancang rencana khusus untuk saya dan anda. DIA itu Maha Adil. Ketika DIA mengambil "emas" yang kita miliki, maka DIA akan menggantinya dengan "berlian". "Ketika DIA mengambil seseorang yang kaucintai, maka DIA akan menggantinya dengan seseorang baru yang suatu saat akan lebih kaucintai."

Selasa, 18 Juni 2013

Dan Ku akhiri kisah ini dengan harapan tanpa pasti..



Kamu bagian dari hidupku yg tak bisa untuk ku jamah tak mampu untuk ku sentuh.. Kadang keindahanmu menutup mataku, mengahalangi hati nurani yg kosong memojokkan ku dalam jalan penuh pilihan, dan akhirnya menyudutkanku dalam kehampaan.. dalam hampa ku ciptakan hayalan tentang.mu, melukis imajinasi konyol tentangmu, hingga ku lelah dalam satu titik kejenuhan...

          Ku berlari tanpa ku tahu kemana arah kakiku, ku berpaling mencari cahayamu, namun dirimu bukan cahaya untuk langkahku, membuatku semakin tersesat dalam kegalauan. Dan akhirya aku terhanyut dalam posisi sendiri tanpa ada yang bisa memahami.. “aku langkah-langkah matimu yg terhapus oleh waktu, tertinggal jauh dalam perjalanan panjangmu,yg mungkin saja tak ingin kau berpaling pada langkah lalumu itu”...

       Garis-garis senyum palsu menutupi kepedihan hatiku, mengantarkanku menjumpai cerita baru tanpa ada kamu. Ku usik dengan teliti “mungkin saja ada jejak itu yg telah ku lewati” namun membuatku sinis pada mata-mata bahagia penuh cinta.. Karna ternyata “langkahmu telah hampir mati di mataku”..

       Mungkin saja kepedulianku hanya berada di bawah akal logikamu, lalu apa yg bisa aku lakukan untukmu??( mungkin ku harus berhenti melakukan apa-apa untukmu).. Selalu aku yg memberi kesempatan untukmu, seberapa jauh pun kau pergi selalu aku memberi waktu dan kesempatan untuk mengisi kekosongan dalam hidupku “kekosongan yg hanya terisi dengan harapan tak berujung”

          Aku yg selalu berusaha memahami apa yg telah terjadi, tak bisakah kamu berpikir untuk apa aku mengertimu??? Menyiksa batinku hanya untuk sesuatu yg semu untukku.. Berdiri tanpa tongkat yg menopang kepercayaan hati, merangkap dalam abu-abu pandangan hati,, ku kehilangan arah.. meraba sisa-sisa kebohongan dalam gelapnya kebodohan.. “Inilah aku.. yg selalu lemah dihadapanmu,, terlalu lemah untuk dapat mengerti jati dirimu,, terlalu lambat untuk mengerti permainan konyolmu.. Bukan ku tak mampu berdiri tanpamu, hanya ku selalu mengataskan hatiku, memilih tersenyum saat ku yakin hatiku menangis”..

          Perlahan-lahan kau matikan kepercayaan hati, segalanya terasa kian sepi, seribu kata yg terukir indahpun tak akan mampu meelukis kepedihan hati.. karna dalam “seribu kata yg ku tulis akan hadir sejuta cerita tentang.mu”

          Ku tersedut dalam kemiskinan kepercayaan, ku terpojok dalam kecacatan pengenalanmu, bukan waktu yg singkat untuk mengenal namamu,, namun tak akan cukup untuk meneliti hal tentangmu.. Hatiku bukan eksprimen hidupmu yg berpetualang.. bagimu aku ini bukan siapa-siapa hanya kelinci percobaan...

Jika letih tak mampu untuk ku halangi semua sikapmu,, “keputusan untuk menjauh darimu selalu kupilih,, tapi semuanya hanya jalan di tempat, tak pernah bisa jauh!! Puisi manismu selalu dapat menutupi salahmu membungkam kebencianku yg haus akan hadirmu.. “Sakit ini tak akan pernah bisa pergi” harusnya ku sadari itu.. kesempatan,, penantian,, tak pernah berujung ku berikan. Namun kesakitan dan kekecewaan tak pernah usai juga kau goreskan..  Manisnya masa lalumu selalu membiusku dalam kesakitan membuatku tak mampu memilih antara “khayalku dan kenyataan dirimu”...

Aku hanya ingin kau merasa, bahwa ku tak peduli padamu aku tak membutuhkan mu.. Dirimu bukan nafasku, sakitku bukan karnamu, meski semua itu palsu.. “Ku tersenyum dalam kepedihan, tertawa dalam tangisan hati, terdiam dalam jeritan jiwa”. Hayalan tentangmu selalu membayangi lamunan’’ kehampaan.ku... “Mestinya ku bangun, menyadari hatiku terlalu rapuh untukmu. Harusnya ku akhiri semua ini. Dan aku bisa, namun akhirnya aku akan jatuh lagi..!! terpuruk kembali!!! Aku tak pernah benar’’ pergi darimu yg terlalu indah namun juga terlalu menyakitkan...!!”

Ku selalu tersenyum menyadari kebodohanku, menjalani kisah dalam kepedihan, “semua ini hanya tentang aku, bukan kamu dan bukan pula kita”.. dan akhirnya tak mungkin bagiku untuk terus berlari, dan menghindari kesakitan ini, tak mungin terus mengingkari kehadiranmu yg terus ku nanti.. Apakah akhirnya aku harus mengakhiri bahwa dirimu tak pernah pergi dari hatiku???

Kesakitan ini membungkam hatiku, menyesatkan jalan pikiranku, membuatku tak mampu berpaling dari bayang’’ semu dirimu. Berusaha mematikan cinta untuk harapan palsu yg tak mungkin untuk terjadi. Karna bagiku “berharap pada hati yg mungkin telah mati adalah menambah luka hati”. Perih ku rasa sendiri sedang dirimu tak akan pernah peduli!!

Berulang kali aku mencoba  mencari alasan untuk dapat lepas darimu, namun semuanya hanya sia-sia, takkan pernah bisa hingga akhirnya aku letih.. Suka yg kau beri takkan pernah ku lupa meski hanya menambah perih di hatiku saat ku mengenangnya. Karna bagiku semua terlalu beharga..

Matikan cinta ini....!!!!!

Jika hanya perih yang kau beri....

Lepaskan aku...!!!!

Jika tak pernah ada aku di hatimu.....

Sakit hatiku.... Dan ku akhiri kisah ini dengan harapan tanpa pasti... ^_*